Sabtu, 09 Juli 2011

PSSI-nya NH Tetap Perlu Diusut (detikSport)

Masa PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid (NH) memang sudah lewat. Namun demikian, PSSI pada masa itu tetap harus memperlihatkan pertanggungjawabannya.

PSSI mendapatkan citra yang relatif buruk pada masa kepemimpinan NH. Timnas nihil prestasi, plus berbagai dugaan-dugaan miring mengiringi perjalanan PSSI. NH sendiri banyak dikritik lantaran pernah tersandung kasus hukum dan sampai masuk penjara.

Pengamat sepakbola Ari Junaedi menyebut, bukan tugas mudah bagi pasangan Djohar Arifin Husin-Farid Rahman untuk memperbaiki citra PSSI. Keduanya harus bisa memberikan bukti.

"Diharapkan Pak Djohar dan Pak Farid bisa membawa angin mebawa angin baru bagi PSSI. Pesepakbolaan kita sibuk dengan carut marut kepengurusan PSSI, dan kongres PSSI sendiri digelar sampai tiga kali," ucap Ari kepada detikSport.

Salah satu tugas pertama yang disebut-sebut harus dilakukan keduanya adalah mengaudit keuangan PSSI semasa dipimpin oleh NH.

Bukan rahasia apabila timnas kini tidak memiliki dana sehingga agenda mereka pun terancam. Bahkan pelatih timnas, Alfred Riedl, mengaku bahwa stafnya sudah empat bulan tidak menerima gaji.

"Masalahnya bukan cuma konflik PSSI, tapi tidak ada uang. Jadi, kami kesulitan bikin ujicoba di dalam atau luar negeri. Sudah empat bulan staf saya tidak menerima gaji," ujar Riedl beberapa waktu lalu.

Padahal PSSI diperkirakan mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit dari pelaksanaan Piala AFF, yang banyak menarik minat masyaralat dari level apapun untuk menontonnya.

Maka, jika benar kas PSSI kosong dan dana yang dimiliki sudah terpakai dengan semestinya, tentu harus disertai dengan bukti.

"Itu juga merupakan PR yang harus dituntaskan duet kepmimpinan ini," kata Ari Junaedi lagi.

"Timnas kita sendiri terseok-seok. Sementara ada pemasukan, Piala AFF dikabarkan meraup keuntungan Rp 22 miliar. Belum lagi dana dari APBN. Patut dipertanyakan ke mana larinya uang itu."

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Comment di Blog ini, Blog ini DoFollow. Jangan berkomentar berbau SARA!!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More